Marilah Berkongsi

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Subscribe to AD'DINI ISLAM by Email

Khamis, Februari 26

Syaitan VS Muslimah


Pimp-My-Profile.com - Build a Slideshow

Langkah Syaitan Menelanjangi Wanita

Syaitan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Syaitan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan oleh Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Berikut ini tahapan-tahapannya.

I. Menghilangkan Definisi Hijab

Dalam tahap ini syaitan membisikkan kepada para wanita, bahawa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau sekadar hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’ie, pakaian atau tidak berpakaian, apa pun bentuk dan namanya.

Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia silih berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.

Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahawa hijab adalah pakaian syar’ie (identiti keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar hiasan. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar’ie tetap dipertahankan.

Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka syaitan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

Pertama, Membuka Bahagian Tangan

Telapak tangan mungkin sudah biasa terbuka, maka syaitan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bahagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan syaitan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihatnya juga buat tak tahu saja. Maka syaitan berbisik,” cuba lihat tidak apa-apa kan?

Kedua, Membuka Leher dan Dada

Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah syaitan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bahagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak ghairah. Cubalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bahagian kecil saja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bahagian leher dan dadanya dari yang model sesetengah lingkaran hingga model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bahagian sensitif lagi dari dadanya.

Ketiga, Berpakian Tapi Telanjang

Syaitan berbisik lagi, “Hanya pakai baju macam itu saja?, Carilah model atau bahan lain yang lebih menyerlah! Tetapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” syaitan memberi idea baru.

Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Masih tiada apa-apa jua kan?, potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhal hasil pakaian tersebut akhirnya menjadi satu tradisi atau trend di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit

Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka syaitan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan idea baru yang sepertinya lebih bertamadun dan bergaya, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, adalah sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?”

Dengan itu kamu akan lebih bebas, lebih kelihatan lincah dan bertenaga.”
Lalu dicubalah cara baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bahagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih sesuai dan bebas, terutama ketika akan duduk atau naik kenderaan. “Lihatlah tersingkap sedikit Nampak masih okay lagi kan?, yang penting enjoy,” katanya.

Inilah tahapan awal syaitan merosakkan kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’ie yang sebenarnya. Maka kini mulailah syaitan pada langkah berikutnya.

II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit

Kini syaitan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih teguh, tujuannya agar para wanita menampakkan bahagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit.

Syaitan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar menyusahkan/memanaskan, kalau hanya dengan membelah sedikit bahagiannya masih kurang leluasa, lebih elok kalau dipotong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang masih tertinggal lagi, iaitu kalau kamu bakai baju sebegini, maka jilbab (tudung) yang besar tidak sesuai lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan sempurna, tetapi orang masih tetap menganggapnya dengan jilbab.”

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini memburu-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu bertumid tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan bunyi yang menarik perhatian orang (tik..tak..tuk).

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa ia dilakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka syaitan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cubalah kamu cari model lain yang lebih sesuai atau bergaya, bukankah kini banyak style dan jenama setengah betis dijual di pasaran?

Tidak perlulah nampak yang menjolok mata, hanya terlihat kira-kira sepuluh sentimeter sahaja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”

Benar-benar bisikan syaitan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat peribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan syaitan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang terlihat separuh betisnya ke mana sahaja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah berhasil membolak - balikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berfikir, apakah ini tidak menyelisihi/menyalahi para wanita di zaman Nabi dahulu. Namun halwa bisikan syaitan dan hawa nafsu sentiasa menyahut, “Ah! Sudah terang lagi bersuluh!, kan sekarang zaman sudah berubah!, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak kaum lelaki yang menurunkan pakaiannya hingga menutup kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka iaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki,” pendapatnya. “Fitnah? Ah! itu kan zaman dulu, di masa itu kaum adam tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga para wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berlainan caranya, kini kaum lelaki kalau melihat bahagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow cantiknya…., bukankah ini bererti sudah tidak ada lagi fitnah, oleh kerana sama-sama suka?

Lihat saja model pakaian di sana-sini, daripada yang biasa sehingga berbentuk mewah, seperti Cristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu. Ternyata kamu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.” (Not up to date) kata-kata wanita jalang masa kini!!!

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia pakaikan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempertikaikan hal demikian. Kini tibalah saatnya syaitan melancarkan tahap terakhir dari langkah dan caranya untuk melucuti hijab wanita.

III. Serba Mini

Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian setiap hari dan dirasakan ala-ala biasa saja, maka datanglah bisikan syaitan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan begitu saja, sekarang ini modelnya bentuk mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka akhirnya mini skirt dan mini shirt yang menampakkan bahgian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka sehingga lengan tangan, terbuka bahagian dada sekaligus bahagian punggungnya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berhibur, pakaian kerja, pakaian rasmi, pakaian malam, tidur, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicuba.

Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul idea untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bahagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Kerana semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah min zalik bisikan syaitan berhasil,

Finally…tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.” Selanjutnya terserah pada kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan kaum lelaki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu” Syaitan tidak mahu bertanggungjawab & mengambil risiko.

Penutup

Demikian halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia terjerumus ke lembah dosa tanpa sedikitpun merasakannya. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala yang menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segeralah diambil tindakan. Jangan dibiarkan berlarut-larut, kerana kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit dan sukar bagi kita untuk mengatasinya.

Membiarkan mereka membuka aurat beerti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia maupun di akhirat.

Wallahu a’lam bis shawab.

Sumber idea dan pokok pikiran: Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Thursyah, disadur dengan bebas.[alsofwah]

Abdullah Hadrami


Sumber terjemahan ini telah saya perkemaskinikan bahasa asalnya supaya ianya bersesuaian dengan laman blog saya…


Selasa, Februari 24

Berzina Dengan Ikhlas?

Aritikel ini dipetik dari sumber rakan yang boleh dipercayai dan juga telah saya ubah suai sedikit bentuk teks dan artikel dari yang asal sesuai dengan konsep blog saya....Terima kasih..Semoga kita sentiasa berpesan-pesan dengan kebaikkan dan kebenaran (Surah Al-Asri)

Soalan:-

Seorang remaja yang menamakan dirinya Yang Ikhlas telah menghantar satu surat kepada Dr Danial Zainal Abidin baru-baru ini.

Antara isi surat itu ialah: Dr. Danial yang dihormati. Saya telah bercinta dengan seorang wanita. Demi cinta kami telah berzina. Tetapi saya tidak rasa bersalah sebab saya ikhlas dengannya. Saya hendak mengambilnya sebagai isteri saya. Saya tidak bertujuan untuk mempermainkannya. Rakan-rakan saya mengatakan tindakan saya adalah gentleman. Tetapi saya telah dimarahi oleh orang-orang tua saya. Saya rasa mereka berotak kolot. Apakah pandangan dan nasihat tuan.

Jawapan:-

Dr. Danial Zainal Abidin: Yang Ikhlas yang dihormati. Saya bersyukur tentang keikhlasan saudara dan saya berharap itulah asas perbincangan kita. Dengan keikhlasan itu jugalah saya menulis jawapan ini kepada saudara.

Dunia pada hari ini sedang dilanda krisis. Satu di antaranya ialah krisis nilai. Krisis nilai inilah yang menjadi sebab keruntuhan Empayar Rom. Edward Gibbon dalam bukunya The History of Decline and Fall of the Roman Empire telah menulis bahawa: Segala dasar-dasar akhlak dan moral di Rom telah runtuh sehingga ramai orang memilih jalan untuk hidup bebas.....Di akhir abad keenam, Kerajaan Romawi Timur sedang berada di ambang keruntuhan yang paling dahsyat sekali!

Nabi datang untuk selamatkan kita dari kehancuran yang seperti itu. Nabi bersabda, Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (Hadis riwayat Ahmad & Baihaqi)

Nilai akhlak inilah yang merupakan landasan dan kayu pengukur yang penting bagi kita. Akhlak tidak menghalang kehendak-kehendak fitrah. Ia mencantikkannya. Sebagai contoh, Islam tidak pernah menyuruh kita menutup nafsu seks, sebaliknya menyalurkannya kepada suatu yang murni, selamat dan mendamaikan. Perkahwinan adalah salurannya. Alangkah indahnya firman Allah yang bermaksud: Isterimu adalah ladang bagimu maka datangilah isterimu dengan cara mana yang kamu mahu! (Surah Al-Baqarah ayat 223) Dalam bahasa mudah, selepas berkahwin, puaskanlah nafsumu dengan isterimu sesuka hatimu, melainkan dengan cara yang jelas telah diharamkan kerana kemudaratannya.

Saya harus mengatakan bahawa nilai pada hari ini banyak diasaskan kepada konsep Machiavellianisme yang dipopularkan oleh seorang pemikir dari Florence, Italy yang bernama Niccolo Machiavelli. Machiavelli, dalam bukunya The Prince telah menekankan konsep the end justifies the means ataupun niat membersihkan cara. Asalkan niat kita baik, berzinalah, menipulah, khianatilah, menyamunlah dan begitulah seterusnya. Semua adalah halal bagi Machiavelli.

Laporan akhbar 6 Ogos 1999 juga ada perkaitan dengan krisis nilai ini apabila seorang tokoh koporat berpangkat Datuk, telah menceritakan di mahkamah tentang hubungan seksnya dengan seorang pembaca berita RTM. Beliau mengatakan bahawa niatnya adalah suci kerana bertujuan untuk mengahwininya. Itulah nilai yang sedang melanda dunia sekarang: Seks adalah suci walaupun tanpa perkahwinan!

Memang ada yang mengatakan bahawa pergaulan dan seks bebas ini adalah lambang kemajuan dan kemodenan. Nilai agama dan akhlak adalah kolot. Jika demikian, mari kita perhatikan hasil dan sumbangan seks bebas kepada dunia. Seks bebas telah berjaya merebakkan penyakit AIDS, contohnya di Thailand, sehinggakan akhbar Der Spiegel pernah menjadikan tajuk AIDS in Asia - Killer Epidemic in Sex Paradise (AIDS di Asia - Wabak Pembunuh di Syurga Seks), sebagai tajuk muka depannya. Di California, hampir 61,000 bayi luar nikah dilahirkan pada tahun 1997. Kajian oleh Jabatan Perkhidmatan Kesihatan dan Kemanusiaan Amerika mendapati bahawa anak-anak luar nikah ini mempunyai lebih daripada dua kali ganda kemungkinan diserangi masalah emosi di dalam hidup mereka, berbanding dengan anak-anak lain (Rujukan: California Teenage Pregnancy Statistics).

Kita di Malaysia juga tel ah dimalukan dengan penonjolan kes pembuangan bayi luar nikah di kalangan remaja-remaja kita. Semua ini bukanlah sumbangan yang membanggakan bagi dunia moden.

Islam menekankan bahawa niat dan cara perlu betul. Niat kena ikhlas, cara kena mengikut syariat. Syariat mengharamkan zina. Nabi kita bersabda, Selepas dosa syirik kepada Allah, tidak ada dosa yang lebih besar daripada seseorang meletakkan air maninya ke faraj yang tidak halal baginya! (Hadis riwayat Ahmad & Thabrani)

Saya berharap saudara Yang Ikhlas akan kembali ke jalan yang murni berdasarkan agama. Seks bebas dan keruntuhan moral bukannya lambang kemajuan sebaliknya lambang kemunduran dan kehancuran.

Kaum Lut hancur kerananya.
Kota Pompei hancur kerananya.
Empayar Rom juga hancur keranannya.
Justeru, kembalilah ke pangkal jalan.

(Semoga jawapan ini juga mendatangkan manfaat kepada mereka yang lain)
Sumber :-

Nukilan Dr. Danial bin Zainal Abidin (M.B.Ch.B. Universiti Alexandria)
Doktor Perubatan, Pengarah Urusan Danial Zainal Consultancy,
Motivator Mutiara FM (Radio Pulau Pinang),
Penulis 8 buah buku,
Kolumnis Majalah I terbitan Karangkraf,
Penasihat Pertubuhan Penyebaran Islam Antarabangsa,
Imam Waris Beradat Pertubuhan Seni Silat Gayung Pendakwah Bebas dan Khatib Jemputan dan Bapa 8 Orang Anak (3 Belia 4 Remaja dan 1 Tadika)

Isnin, Februari 23

Keberkatan Surah Yasin


KERBERKATAN SURAH YASIN (DR FATMA ELZAHRAA)


Untuk Keselamatan Diri Yang, Susah Menjadi Senang.

Ayat 1 - 9 - Untuk keselamatan diri


Ayat 9 - Orang jahat tak nampak kita especially orang kafir.


Ayat 12 - Merupakan Jantung Yaasiin - Rasulullah s.a.w. berharap ayat ini dihafal oleh setiap mukmin dan mukminat.


Ayat 13 - 35 - Mengisahkan orang-orang yang mati syahid.


Ayat 22 - 23 - Untuk menjaga aqidah memberi hidayah kepada anak.


Ayat 29 - Sebagai amalan untuk mengelakkan diri dari di fitnah dan kejahatan mulut.


Ayat 29 - Utk digunakan jika kita rasa orang nak fitnah or aniaya kita. Lebih elok selepas baca di semburkan ke muka orang tsbt.


Ayat 30 - Untuk keinsafan - Supaya dapat dipertemukan dengan Allah s.w.t. (harus sentiasa berada dihati - beramal dengannya).


Ayat 32 - Untuk menginsafkan orang lain supaya menjadi baik...Caranya: Ingat yang segalanya datang dari Allah s.w.t, Kita umat Muhammad, Kita orang Islam dll.


Ayat 33 - 35 - Elok dijadikan amalan bagi sesiapa yang suka bercucuk tanam. Tanaman akan subur.


Ayat 36 - Menerangkan yang kehidupan ataupun kejadian di dunia ini dijadikan berpasang-pasangan. Ayat ini elok diamalkan bagi sesiapa yang belum berkahwin supaya di pertemukan jodoh. Caranya: Baca dan berdoa, hembus dan sapu pada muka setiap pagi sebelum keluar rumah.


Ayat 37 - Adalah untuk menetapkan hati - aqidah diri sendiri... Hati yang kering akan hidup semula.


Ayat 38 - Mengisahkan yang bulan dan matahari pun sujud pada Allah s.w.t. yang satu.


Ayat 39 - Mengisahkan ilmu falak.


Ayat 40 - Merupakan kenyataan Allah s.w.t. yang satu.


Ayat 41 - Mengisahkan Nabi Noh a.s. naik kapal -Elok dibaca sewaktu menaiki kenderaan.


Ayat 44 - Mengisahkan keseronokan hidup di dunia - Dibaca untuk dijauhkan fitnah dalam hidup.


Ayat 45 - 48 - Merupakan kedegilan orang kafir kepada Allah s.w.t.


Ayat 49 - Menceritakan hari akhirat dan kehidupannya. Tiupan pertama - Datang dengan tiba-tiba Tiupan ke-dua - Hancur Tiupan ke-tiga - Semua orang di hidupkan semula dan hadir di padang Mahsyar.


Ayat 50 - Setiap orang akan dihisab mengikut amalannya.


Ayat 58 - Merupakan salam daripada Allah. Jika rasa sakit kepala, baca dan sapukan ke kepala. Ulang sebanyak 3x. ( amat mujarab buat sakit kepala dan flu amalkan insyallah baik, I've practiced this method subhanallah, effective)


Ayat 76 - Dibaca untuk mententeramkan diri dari fitnah orang. Dijadikan amalan.


Ayat 76 - Jika hati rasa sedih, sebak atau pun kecewa. Sambil pegang dan urut dada, bacalah ayat tsbt.


Ayat 78 - 79 - Dikhaskan untuk sakit urat, tulang dan badan. Untuk doa bermula daripada Ayat yang bermaksud: "dia berkata, Siapakah (yang dapat) menghidupkan tulang belulang padahal telah hancur?" (Ayat 78 dan 79) - Bacalah jika sakit tulang, urat atau tulang patah. Doktor di hospital pun tanya dia utk rawatan patient mrk dan Dr Fatimah berikan ayat ini.


Ayat 79 - Katakanlah, Yang akan menghidupkannya ialah yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk."


Ayat 82 - Untuk Hajat - Jika berhajat sesuatu, bacalah 100x. Dibaca pada air dan minum selama 40 hari -boleh menjadi penawar. Jika air habis ulang bacaan tsbt sehingga 40 hari. Caranya: Sembahyang Tahajjud (3x) berturut-turut, Baca pada air [100x) Dan berdoa apa sahaja hajat. Wallahualam. 1. Selepas sembahyang subuh 2. 3 Jumaat berturut-turut 3. Ayat 1 - Yassin baca 7x 4. Ayat 38 - 12x 5. Ayat 58 - 7x 6. Ayat 82 - 14x 7. Habis, diulang semula step 3 hingga 6.


Kesemuanya Surah Yassin dibaca sebanyak 3x. 8. Habis baca surah Yassin, baca Al- Fatihah, bacalah hajat yg dihajati dan selepas hajat dibaca semula Al- Fatihah. 9. Perlu yakin, isyallah dgn berkat Allah ianya termakbul.

Wallahualam.



Jumaat, Februari 20

Menghormati Azan Berkumadang

Tiga Cahaya Di Hari Kiamat

Di hari kiamat ada tiga cahaya yang berlainan :
* Cahaya yang pertama seperti bintang-bintang.
* Cahaya yang kedua seperti cahaya bulan.
* Cahaya yang ketiga seperti cahaya matahari.

Apabila ditanya cahaya apakah ini ? Lalu dijawab :

"Cahaya yang pertama ialah cahaya wajah-wajah manusia yang ketika di dunia, mereka akan meninggalkan pekerjaan dan terus bersuci dan mengambil air sembahyang apabila terdengar azan.

Yang kedua ialah cahaya wajah mereka yang mengambil air sembahyang sebelum azan.

Cahaya yang ketiga ialah cahaya mereka seperti matahari.

Mereka di dunia sudah bersiap sedia di dalam masjid sebelum azan lagi." Kala Jengking Neraka

Di hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang bernama "Huraisy" berasal dari anak kala jengking.

Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.

Malaikat Jibril bertanya: "Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa yang kau cari?"

Huraisy pun menjawab, "Aku mahu mencari lima orang.

Pertama,orang yang meninggalkan sembahyang.

Kedua,orang yang tidak mahu keluarkan zakat.

Ketiga,orang yang derhaka kepada ibubapanya.

Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.

Kelima, orang yang suka minum arak."

Simpanlah baik2 amanat ini dan sebagai peringatan kita setiap hari. Sampaikan kepada sekelian muslimin/muslimat yang lain semoga menjadi pedoman hidup hingga ke akhir hayat,

Insya'Allah

Alangkah berbahagianya anda semua yang mempunyai anak lelaki dan dididik
pula melaungkan azan di masjid-masjid mahupun disurau2..

Amin...Wallahuallam

Semoga Allah merahmati kita semua dan mengampuni segala dosa2 kita yang lalu dan hari ini. Azan adalah dakwah yang paling utama sekali kerana ianya mengajak kita membuat kebaikan dan mengingati Allah swt. Secara tidak sedar kita sentiasa didakwah sebanyak 5 X sehari. Cubalah hayati setiap perkataan dan jawaplah seperti yang disarankan Bagi orang yang melaungkan azan pula jika dia berniat untuk seluruh alam (spt yang disarankan olih Allah kepada Nabi Ibrahim alaihisallam) muazin itu akan
mendapat pahala umat islam seluruh alam yang bersolat pada hari itu. Begitulah kelebihannya yang Allah beri. Wassallam.





ADAB MENDENGAR AZAN

Kematian itu pasti menjelma. Hanya mas a dan waktunya yang tidak kita ketahui.Cuba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yg nazak, hampir ajal tidak dapat berkata apa-apa..lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'. Diriwayatkan sebuah hadis yg bermaksud: "Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya."

Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun semasa azan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan Banyak fadhilatnya .Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri.

Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas sesiapa yang berkata-kata ketika azan, Allah akan kelukan lidahnya ketika nazak. Kita takut dengan kelunya lidah kita se mas a ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah "Lailahaillallah". Yang mana sesiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah dgn izin-Nya menjanjikan syurga untuk mereka. Dari itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu semasa nyawa kita sedang dicabut.

Khamis, Februari 19

Oh...Ibu...Dikaulah Penawar Hidupku


Ya Ummi--Ahmed Bukhatir - Click here for more amazing videos

Sayangilah Ibu anda selagi beliau masih ada.....Al-fatihah buat ibundaku yang telah lama pergi menemui Ilahi.....Semoga beliau ditempatkan di kalangan orang-orang yang beramal soleh....Amin.

Ini adalah petikan dari sahabatku.....sila dalami & fahaminya.....Maha Suci Allah

"IBU MITSALI" OLEH NORHASHIMAH HASHIM

PENERIMA ketiga berjalan perlahan-lahan turun dari pentas. Di lehernya, telah terkalung pingat "Ibu Misali". Tangan kanannya menggenggam erat satu sampul dan segulung sijil. Tangan kirinya pula memegang beberapa hadiah iringan. Anaknya setia melangkah di sisi.

"Sekarang ...," suara pengacara majlis bergema kembali, "Tibalah kita kepada penerima anugerah "Ibu Misali" yang terakhir. Penerima ini agak lain daripada yang lain dan sungguh istimewa. Untuk itu, dipersilakan Puan Afifah Rashid naik ke pentas bersama- sama Cik Nurul Humairah, untuk tampil memperkenalkan ibunya. Dipersilakan.

"Mataku tercari-cari pasangan ibu dan anak yang bakal mengambil tempat itu. Di barisan penonton paling hadapan, aku dapati seorang anak gadis berkulit hitam manis dan bertubuh tinggi lampai, sedang berusaha memujuk seorang wanita dalam lingkungan usia 60-an untuk bangun.

Aneh, kenapa ibu yang seorang ini nampaknya begitu keberatan untuk naik ke pentas? Kenapa dia tidak seperti tiga orang penerima sebelumnya, yang kelihatan begitu bangga menapak naik ke pentas, sebaik sahaja mereka dijemput?

Hampir lima minit kemudian, barulah tampak si anak gadis yang memakai sepasang kebarung bertanah ungu dan berbunga merah jambu serta bertudung ungu kosong, bersusah payah memimpin ibunya naik ke pentas.

Ibu itu pun menduduki kerusi yang telah diduduki oleh tiga orang penerima sebelumnya. Anak gadis itu kemudiannya beredar ke pembesar suara. Dia beralih pandang kepada ibunya yang hanya tunduk memerhati lantai pentas.

'Pelik sungguh ibu yang seorang ini. Lagaknya bukan lagak orang yang akan menerima anugerah. Dia tak ubah seperti seorang pesalah yang sedang menanti hukuman. Duduknya serba tak kena. Sekejap beralih ke kanan, sekejap berpusing ke kiri. Tangannya menggentel-gentel baju kurung biru muda yang dipakainya.

'Dehem si anak dalam pembesar suara membuat aku sedikit tersentak. Tumpuanku yang sekian lama terhala ke pentas, aku alihkan pada buku notaku. Aku menconteng-conteng helaian yang masih putih bersih itu untuk memastikan penku dalam keadaan yang baik. Kemudian, aku memeriksa kameraku. Filemnya masih ada. Baterinya masih dapat bertahan.

Sempat juga aku mengerling rakan-rakan wartawan dari syarikat akhbar dan majalah lain yang duduk di kiri kananku. Nampaknya, pen sudah berada dalam tangan masing-masing. Mata mereka sudah terarah kepada ibu di atas pentas dan anak yang sudah pun memulakan bicaranya dengan bismillah dan, memberi salam.

Aku tersenyum dan mengangguk kepada rakan- rakan wartawan yang duduk semeja denganku. Tetapi, senyuman dan anggukanku sudah tidak sempat mereka balas. Aku lantas mengemaskan dudukku mencari posisi yang paling selesa.

"Pertama sekali, saya ingin memanjatkan rasa syukur ke hadrat Allah, kerana dengan izin-Nyalah saya dan, mak berada dalam majlis yang gilang-gemilang ini. Seterusnya, saya ingin merakamkan penghargaan saya kepada pihak penganjur yang telah mempertimbangkan mak saya sebagai, salah seorang penerima anugerah "Ibu Misali" tahun ini.

"Suasana menjadi sunyi. Hadirin memberi tumpuan sepenuhnya kepada percakapan gadis itu. "Sebetulnya, ketika saya kecil, saya memang membenci mak. Darjah kebencian itu meningkat setelah saya mendapat tahu Puan Afifah hanyalah mak angkat saya. Pada masa yang sama, saya merasakan sayalah anak yang paling malang, disisihkan oleh ibu sendiri, dan diperhambakan pula oleh mak angkat untuk membantu menjaga anak-anak kandungnya.

"Membantu menjaga anak- anak kandungnya? Mungkin, persoalan itu sedang pergi balik dalam benak tuan-tuan dan puan-puan sekarang. Persoalan itu pasti akan terjawab sebentar lagi, apakala saya mempertontonkan rakaman video yang memaparkan kehidupan anakanak kandung mak. Sebelum itu, saya harus menegaskan bahawa anak-anak yang bakal hadirin lihat nanti bukan terdiri daripada doktor, peguam, jurutera, pensyarah, ahli perniagaan, pemimpin masyarakat, dan guru, seperti mana anak ketiga-tiga "Ibu Misali" yang baru menerima anugerah sebentar tadi." Suara hadirin yang kehairanan mula kedengaran.

"Inilah dia abang-abang dan kakak- kakak saya!" suara hadirin semakin kedengaran. Mereka tidak dapat membendung rasa kekaguman.

"Yang mengeluarkan berbagai-bagai bunyi itu, Abang Long. Yang sedang merangkak ke sana ke mari itu, ialah Kak Ngah. Yang sedang mengesot ke ruang tamu itu, ialah Abang Alang. Yang sedang berjalan sambil berpaut pada dinding itu, ialah Kak Anjang. Yang sedang berjalan jatuh dari dapur ke dalam bilik itu, ialah Abang Andak."

"Seperti yang tuan-tuan dan puan-puan saksikan, tahap kecacatan fizikal dan mental abangabang dan, kakak-kakak saya tidak sama. Daripada yang tidak boleh bercakap dan bergerak langsung, seperti bayi yang baru lahir hinggalah kepada yang boleh berjalan jatuh dan, bercakap pelat-pelat, seperti budak berumur satu atau, dua tahun." Hadirin yang sebentar tadi bingit suaranya kini terdiam kembali. Mereka menonton video yang sedang ditayangkan itu dengan khusyuknya.

"Untuk pengetahuan semua, abang-abang dan kakak-kakak saya, telah menjangkau usia 20-an dan, 30-an. Namun, meskipun telah dilatih dengan sungguh-sungguh, mereka masih belum pandai mengurus makan minum dan berak kencing mereka sendiri. Lihatlah betapa sukarnya mak hendak melayan makan dan, pakai mereka." "Sewaktu saya berusia enam atau, tujuh tahun, saya sering mencemburui abang-abang, dan kakak-kakak kerana mereka, mendapat perhatian istimewa daripada mak. Saya iri hati melihat mak memandikan mereka. Saya sakit hati melihat mak menyuap mereka. Sedang saya disuruh buat semua itu sendiri."

"Mirah dah besar, kan? Mirah dah boleh uruskan diri Mirah sendiri, kan?" Lembut nada suara mak tiap kali dia memujuk saya. Namun, kelembutan itu telah menyemarakkan api radang saya.

"Tapi, mak tak adil!" Saya kerap membentak. "Mak buat segalagalanya untuk kakak- kakak dan abang- abang. Kalau untuk Mirah, mak selalu berkira!"

"Mirah, abang-abang dan kakak-kakak Mirah tidak secerdas Mirah. Mereka cacat!" Berkali-kali mak menegaskan kepada saya. "Sebab itulah mak terpaksa membantu mereka."

"Mereka cacat apa, mak?" Saya membeliakkan mata kepada mak. "Semua anggota mereka cukup. Kaki dan tangan mereka tidak kudung. Mata mereka tidak buta. Yang betulnya, mereka malas, mak!"

"Mirah ... Mirah belum faham, sayang." Suara mak akan menjadi sayu tiap kali dia mempertahankan kakak-kakak dan abang-abang saya. Tetapi, kesayuan itu tidak pernah mengundang rasa simpati saya.

"Apabila difikirkan kembali, saya merasakan tindakan saya itu terlalu bodoh. Abang-abang dan kakak-kakak tak pernah kacau saya. Mak pun cuma sekali-sekala saja meminta bantuan saya menyuapkan mereka makan atau menukar kain lampin mereka. Itu pun saya tidak pernah ikhlas menolong.

Saya akan merungut tidak henti-henti sepanjang masa saya melakukan itu. Jika makanan yang saya suap tumpah atau jika abang-abang dan kakak-kakak terkencing atas tangan saya, ketika saya sedang menyalin kain lampin mereka, tangan saya ringan saja mencubit atau menampar mereka. Saya tahu mereka tidak pandai mengadu perbuatan jahat saya kepada mak. Ketika itu, memang saya langsung tidak punya rasa hormat kepada abang-abang dan kakak-kakak. Kepada saya, kehadiran mereka menyusahkan hidup saya."

"Hantarlah abang-abang dan kakak-kakak ke rumah kebajikan, mak." Saya pernah mengusulkan kepada mak, ketika saya berusia sepuluh tahun.

"Lepas itu, mak dan ayah boleh hidup senang-lenang macam mak dan ayah orang lain. Mirah pun takkan rasa terganggu lagi."

"Mereka anak-anak mak, Mirah. Jadi, maklah yang patut jaga mereka, bukan petugas-petugas di rumah kebajikan." Begitu reaksi mak setiap kali saya mencadangkan hal itu.

"Saya langsung tidak menghormati, apatah lagi mengagumi pendirian mak.Mak memang sengaja menempah masalah. Mak tidak menghargai jalan keluar yang telah sedia terentang di hadapannya."

"Rasa geram dan marah saya sampai ke puncaknya, semasa saya berusia dua belas tahun. Pada hari itu, mak demam teruk hingga tidak dapat bangun. Ayah terpaksa ambil cuti untuk membawa mak ke klinik. Lalu, saya ditinggalkan untuk menjaga abang-abang dan kakak-kakak di rumah.Sebelum meninggalkan rumah, biarpun dalam keadaan yang lemah, berkali-kali mak sempat berpesan kepada saya, agar jangan lupa memberi abang-abang dan kakak-kakak makan, dan menukar kain lampin mereka.

" Suasana dewan terus sunyi. Hadirin masih khusyuk mendengar cerita gadis itu."Itulah kali pertama saya ditinggalkan bersama-sama abang-abang dan kakak-kakak, selama lebih kurang lima jam. Jangka masa itu cukup menyeksakan. Kebetulan pada hari itu, abang-abang dan kakak-kakak benar-benar mencabar kesabaran saya. Entah mengapa Abang Long enggan makan. Jenuh saya mendesaknya. Abang Alang dan Kak Ngah pula asyik mencirit saja. Letih saya menukar kain lampin mereka. Abang Andak pula, asyik main air ketika saya memandikannya. Basah lencun baju saya dibuatnya. Kak Anjang pula, asyik sepahkan nasi dan tumpahkan air.Penat saya membersihkannya. "

"Apabila mak dan ayah pulang, saya sudah seperti kain buruk, tubuh saya lunyai. Saya sudah tidak berupaya melihat muka mak dan ayah. Saya terus melarikan diri ke rumah ibu kandung saya, yang terletak di sebelah rumah mak. Begitulah lazimnya. Apabila fikiran saya terlalu kacau, saya akan ke rumah ibu untuk mencari ketenangan."

"Ibu!" Saya menerpa masuk lalu memeluk ibu. "Kenapa ibu bagi Mirah kepada mak? Kalau ya pun ibu tidak suka Mirah, bagilah Mirah pada orang lain yang lebih menyayangi Mirah, bukan mak.""Mirah!" Ibu merangkul saya. "Kan dah berkali-kali ibu tegaskan yang ibu bagi Mirah kepada mak bukan kerana ibu tak sayang Mirah."

"Lazimnya ibu akan membuka kembali lipatan sejarah hidupnya apabila situasi itu berlaku. Ibu ialah kakak mak. Ibu sakit teruk setelah melahirkan saya. Selama berbulan-bulan ibu terlantar di hospital, mak yang telah menjaga saya. Setelah ibu sembuh, ibu dapat lihat sendiri betapa gembiranya mak dapat menjaga seorang anak normal.Justeru, ibu tidak sampai hati hendak memisahkan kami."

"Ibu telah berasa betapa nikmatnya menjaga tujuh orang anak yang pintar dan cerdas. Jadi, biarlah nikmat itu turut dirasakan oleh mak pula dengan menjaga Mirah. Lagipun, dengan menyerahkan Mirah kepada mak, ibu masih dapat melihat Mirah membesar di hadapan mata ibu, walaupun Mirah tinggal bersama-sama mak. Dari pemerhatian ibu, ibu rasa, mak lebih menyayangi Mirah berbanding dengan anak anaknya yang lain."

"Sayang apa? Ibu tahu tak yang rumah tu macam neraka bagi Mirah? Ibu tahu tak yang Mirah ni tak ubah seperti hamba di rumah tu?"

"Jangan besar-besarkan perkara yang kecil, Mirah. Ibu tahu sekali-sekala saja mak membebankan Mirah dengan kerja-kerja rumah dan tugas menjaga abang-abang dan kakak-kakak Mirah. Itu pun Mirah buat tidak sesungguh hati. Nasi mentahlah, lauk hanguslah, abang-abang, dan kakak-kakak kena lempanglah."

"Mak adu semua kepada ibu, Ya?" Saya masih mahu berkeras meskipun saya tahu saya bersalah."Mak jarang-jarang mengadu keburukan Mirah kepada ibu. Ibu sendiri yang kerap mengintai Mirah dan melihat bagaimana Mirah melaksanakan suruhan mak."

"Saya tunduk. Saya sudah tidak sanggup menentang mata ibu." "Ibu malu, Mirah. Ibu mengharapkan kehadiran Mirah di rumah mak kau itu dapat meringankan penderitaan mak.Tetapi, ternyata kehadiran Mirah di rumah itu menambahkan beban mak." "Saya benar-benar rasa terpukul oleh kata-kata ibu."

"Ibu rasa, apa yang telah mak beri kepada Mirah, jauh lebih baik daripada apa yang diberi kepada anak-anaknya sendiri. Mirah dapat ke sekolah. Kakak-kakak dan abang-abang Mirah hanya duduk di rumah. Mirah dapat banyak pakaian cantik. Sedang anak-anak mak yang lain pakaiannya itu-itulah juga. Setiap kali Mirah berjaya dalam peperiksaan, mak sungguh gembira. Dia akan meminta ibu tolong menjaga abang-abang dan kakak-kakak kerana dia nak lihat Mirah terima hadiah."

"Saya tidak sanggup mendengar kata-kata ibu selanjutnya, bukan kerana saya tidak mengakui kesalahan saya, tetapi kerana saya benar-benar malu."

"Saya meninggalkan rumah ibu bukan kerana berasa tersisih daripada ibu kandung sendiri, atau berasa kecewa sebab tidak mendapat pembelaan yang diharap- harapkan. Saya meninggalkan rumah ibu dengan kesedaran baru." "Sesampainya saya ke rumah tempat saya berteduh selama ini,saya dapati mak yang belum sembuh betul sedang melayan kerenah abang-abang dan kakak-kakak dengan penuh sabar. Saya terus menghilangkan diri ke dalam bilik kerana saya dihantui oleh rasa bersalah. Di dalam bilik, saya terus resah-gelisah. "

"Mirah," panggilan lembut mak seiring dengan bunyi ketukan di pintu bilik saya. "Mirah.""Saya cepat-cepat naik ke atas katil dan memejam mata, pura-pura tidur."

"Sejurus kemudian, terdengar bunyi pintu bilik saya dibuka. "Mirah dah tidur rupa-rupanya! Kesian. Tentu Mirah letih menjaga abang-abang dan kakak- kakak semasa mak, ke klinik siang tadi. Maafkan mak, sayang. Mak tahu Mirah masih terlalu muda untuk memikul beban seberat itu. Tapi, keadaan benar- benar terdesak pagi tadi, Mirah. Mak janji, lain kali mak tak akan kacau Mirah lagi. Mak akan meminta ibu atau orang lain menjaga abang- abang dan kakak-kakak kalau mak terpaksa tinggalkan rumah.

"Sepanjang mak berkata-kata itu, tangan mak terus mengusap-usap dahi saya. Suara mak tersekat-sekat. Saya terlalu ingin membuka mata dan menatap wajah mak ketika itu.

"Mirah, mak tahu Mirah tak bahagia tinggal bersama-sama mak.

"Suatu titisan air mata gugur di atas dahi saya. Kemudian, setitik lagi gugur di atas pipi saya. Selepas itu, titisan-titisan itu kian rancak gugur menimpa serata muka dan leher saya.

"Walau apa pun tanggapan Mirah kepada mak, bagi mak, Mirah adalah segala-galanya. Mirah telah menceriakan suasana dalam rumah ini. Mirah telah menyebabkan mak berasakan hidup ini kembali berharga. Mirah telah. ..."

"Mak!" Saya lantas bangun lalu memeluk mak. Kemudian, tiada kata-kata yang lahir antara kami. Yang kedengaran hanyalah bunyi sedu-sedan dan esak tangis.Peristiwa pada hari itu dan, pada malamnya telah mengubah pandangan saya terhadap mak, abang-abang dan kakak-kakak. Saya mula merenung dan menilai keringat mak. Saya mula dapat menerima keadaan kakak- kakak dan abang- abang serta belajar menghormati dan, menyayangi mereka.Keadaan dewan menjadi begitu sunyi seperti tidak berpenghuni sejak gadis itu berbicara.Setelah meraih kejayaan cemerlang dalam peperiksaan penilaian darjah lima, saya telah ditawarkan untuk melanjutkan pelajaran ke peringkat menengah, di sebuah sekolah berasrama penuh. Saya telah menolak tawaran tersebut."Kenapa Mirah tolak tawaran itu?"

"Bukankah di sekolah berasrama penuh itu Mirah boleh belajar dengan sempurna?"

"Betul tu, Mirah. Di sana nanti Mirah tak akan berdepan dengan gangguan daripada abang-abang dan kakak-kakak! "

"Mirah tak menyesal ke, kemudian hari nanti?

"Bertubi-tubi mak dan ayah menyoal. Mata mereka tidak berkelip-kelip memandang saya."Mak, ayah." Saya menatap wajah kedua-dua insan itu silih berganti. "Mirah ingin terus tinggal di rumah ini. Mirah ingin terus berdamping dengan mak, ayah, abang-abang dan kakak-kakak. "

"Tapi, boleh ke Mirah buat ulang kaji di rumah? Pelajaran di sekolah menengah itu, bukannya senang." Mak masih meragui keupayaan saya.

"Insya-Allah, mak. Mirah rasa, Mirah dapat mengekalkan prestasi Mirah semasa di sekolah menengah nanti," balas saya penuh yakin.Mak dan ayah kehabisan kata-kata. Mulut mereka terlopong. Mata mereka terus memanah muka saya. Garis-garis kesangsian masih terpamer pada wajah mereka. Sikap mak dan ayah itu telah menguatkan azam saya untuk terus menjadi pelajar cemerlang, di samping menjadi anak dan adik yang baik. Selama di sekolah menengah, mak sedapat mungkin cuba membebaskan saya daripada kerjakerja memasak dan mengemas rumah, serta tugas menjaga makan pakai abang-abang dan kakak-kakak kerana takut pelajaran saya terganggu. Sebaliknya saya lebih kerap menawarkan diri untuk membantu, lantaran didorong oleh rasa tanggungjawab dan timbang rasa.

Gadis yang bernama Nurul Humairah itu terus bercerita dengan penuh semangat, apabila melihatkan hadirin di dalam dewan itu mendengar ceritanya dengan penuh minat.

"Saya terpaksa juga meninggalkan rumah sewaktu saya melanjutkan pelajaran di Universiti Kebangsaan Malaysia. Di sana saya membuat pengkhususan dalam bidang pendidikan khas. Bidang ini sengaja saya pilih kerana saya ingin menabur bakti kepada segelintir pelajar yang kurang bernasib baik. Di samping itu, pengetahuan yang telah saya peroleh itu, dapat saya manfaatkan bersama untuk abang-abang dan kakak-kakak. "

"Kini, telah setahun lebih saya mengharung suka duka, sebagai seorang guru pendidikan khas di kampung saya sendiri. Saya harus akui,segulung ijazah yang telah saya miliki tidak seberapa nilainya, berbanding dengan mutiara-mutiara pengalaman yang telah mak kutip sepanjang hayatnya."

"Sekarang, saya lebih ikhlas dan lebih bersedia untuk menjaga abang-abang dan kakak-kakak. Pun begitu, hati ini sering tersentuh apabila beberapa kali saya terdengar perbualan mak dan Ayah.""Apa akan jadi kepada kelima-lima orang anak kita itu lepas kita tak ada, bang?

" suara mak diamuk pilu.Ayah akan mengeluh, kemudian berkata, "Entahlah. Takkan kita nak harapkan Mirah pula?"

"Mirah bukan anak kandung kita." Mak meningkah. "Kita tak boleh salahkan dia kalau dia abaikan abang-abang dan kakak-kakaknya."

"Mirah nak tegaskan di sini, mak, yang Mirah akan membela nasib abang-abang dan, kakak-kakak lepas mak dan ayah tak ada. Ya, memang mereka bukan saudara kandung Mirah. Tapi, tangan yang telah membelai tubuh Mirah dan tubuh mereka adalah tangan yang sama. Tangan yang telah menyuapkan Mirah dan mereka, juga tangan yang sama. Tangan yang memandikan Mirah dan mereka, adalah tangan yang sama, tangan mak.

"Kelihatan gadis yang berkebarung ungu, berbunga merah jambu itu, tunduk sambil mengesat air matanya dengan sapu tangannya. Kebanyakan hadirin, khususnya wanita turut mengesat air mata mereka.Gadis itu menyambung bicaranya. Tiga bulan lalu, saya terbaca mengenai pencalonan anugerah "Ibu Misali" dalam akhbar. Saya terus mencalonkan mak, di luar pengetahuannya. Saya pasti, kalau mak tahu, dia tidak akan merelakannya. Saya sendiri tidak yakin yang mak akan terpilih untuk menerima anugerah ini, sebab anak- anak mak bukan terdiri daripada orang-orang yang disanjung masyarakat, seperti lazimnya anak- anak "Ibu Misali" yang lain."Lorong dan denai kehidupan yang orang-orang seperti mak lalui mempunyai banyak duri dan, ranjau berbanding dengan ibu-ibu lain. Betapa keimanan mak tidak tergugat biarpun berdepan dengan dugaan yang sebegini hebat. Tiada rasa kesal. Tiada rasa putus asa. Tidak ada salah-menyalahkan antara mak dan ayah."

"Maafkan Mirah sekali lagi, mak. Hingga ke saat- saat terakhir tadi, mak masih tidak menyenangi tindakan Mirah mencalonkan mak, untuk menerima anugerah ini. Mak merasakan diri mak terlalu kerdil lebih-lebih lagi setelah mak mendengar pengisahan "Ibu Mitsali" pertama, kedua dan ketiga. Berkali-kali mak tegaskan yang mak menjaga anak-anak mak bukan kerana mahukan anugerah ini, tapi kerana anak-anak adalah amanah Tuhan."

"Saya ingin jelaskan di sini bahawa saya mencalonkan mak untuk anugerah ini, bukan dengan tujuan merayu simpati. Saya cuma berharap kegigihan dan ketabahan mak akan dapat direnung oleh ibu-ibu lain, terutama ibu-ibu muda yang senang-senang mendera dan mencampakkan anak mereka yang cornel, segar-bugar serta sempurna fizikal dan, mental."

"Sebagai pengakhir bicara, sekali lagi saya ingin merakam penghargaan saya kepada pihak penganjur, kerana telah mempertimbangkan mak saya sebagai salah seorang penerima anugerah "Ibu Misali" tahun ini. Semoga pemilihan mak ini akan memberi semangat baru kepada ibu-ibu lain yang senasib dengan mak."

"Sekian, wassalamualaikum warahmatullah. "Gadis itu beredar meninggalkan pembesar suara.Penku telah lama terbaring. Buku notaku telah lunyai dek air mataku sendiri. Bahuku dienjut-enjut oleh sedu- sedanku. Pandanganku menjadi kabur. Dalam pandangan yang kabur-kabur itu, mataku silau oleh pancaran cahaya kamera rakan semejaku. Aku segera mengangkat kameraku dan menangkap gambar secara rambang tanpa mengetahui sudut mana atau, apa sebenarnya yang telah menarik perhatian wartawan-wartanan lain.'Bertenang. Kau di sini sebagai pemberita. Kau seharusnya berusaha mendapat skop yang baik, bukan dihanyutkan oleh perasaan kau sendiri.

'Terdengar pesanan satu suara dari dalam diriku.Lantas, aku mengesat air mataku. Aku menyelak buku notaku mencari helaian yang masih belum disentuh oleh air mataku. Aku capai penku semula.

"Demikianlah kisah pelayaran seorang ibu di samudera kehidupan yang tidak sunyi dari ombak dan badai. Sekarang, dijemput Yang Berbahagia Puan Sri Salwa Najwa dengan diiringi oleh Pengerusi Jawatankuasa Pemilihan "Ibu Mitsali" untuk menyampaikan anugerah "Ibu Misali" serta beberapa hadiah iringan kepada Puan Afifah Rashid. Yang Berbahagia Puan Sri dipersilakan.

"Nurul Humairah membantu maknya bangun. Kemudian, dia memimpin maknya melangkah ke arah Yang Berbahagia Puan Sri Salwa Najwa. Lutut maknya menggeletar. Namun begitu kerana dia tidak berdaya menahan perasaannya dia terduduk kembali di atas kerusi.

Melihatkan itu, Yang Berbahagia Puan Sri Salwa Najwa sendiri datang mendapatkan Puan Afifah, lalu mengalungkan pingat itu. Setelah itu, beliau menyampaikan beberapa hadiah iringan. Air mata Puan Afifah berladung.

Tepukan gemuruh bergema dari segenap penjuru dewan. Sejurus kemudian, seorang demi seorang penerima anugerah "Ibu Misali" sebelumnya, naik ke pentas bersalaman dan berpelukan dengan Puan Afifah. Bertambah lebatlah hujan air mata penerima anugerah "Ibu Mitsali" yang terakhir itu.

Sumber:- (Dewan Sastera Mei 2000)

Rabu, Februari 18

Romantiknya Rasulullah



Rasulullah SAW adalah contoh yang terbaik seorang suami yang mengamalkan sistem Poligami. Baginda romantik kepada kesemua isterinya.

Disebutkan satu kisah pada suatu hari isteri-isteri baginda berkumpul dihadapan baginda lalu bertanya "siapakah diantara mereka (isteri-isteri) baginda yang paling disayangi". Rasulullah SAW hanya tersenyum lalu berkata, "Saya akan beritahu kamu
kemudian."

Selepas daripada pertemuan itu, Rasulullah telah memberikan setiap seorang daripada isteri-isteri baginda sebentuk cincin. Baginda berpesan supaya tidak memberitahu kepada isteri-isteri yang lain.


Lalu suatu hari hari mereka berkumpul lagi dan bertanyakan soalan yang sama. Rasulullah
SAW lalu menjawab "Orang yang paling aku sayangi ialah yang kuberikan cincin kepadanya". Isteri-isteri baginda tersenyum puas kerana menyangka hanya diri mereka sahaja yang mendapat cincin dan merasakan bahawa diri mereka tidak terasing.

Tidak ketinggalan amalan-amalan lain yang boleh dilakukan untuk mendapat suasana romantik ini Rasulullah SAW ada bersabda yang bermaksud:


"Apabila pasangan suami isteri berpegangan tangan, dosa-dosa akan keluar melalui celah-celah jari mereka".

Rasulullah SAW selalu berpegangan tangan dengan Aisyah ketika di dalam rumah.

Baginda acap kali memotong kuku isterinya, mandi junub bersama, dan mengajak
salah seorang dari isteri baginda pergi musafir (mengikut undian) untuk
menambahkan lagi kasih sayang di antara mereka.


Ada sesetengah ulama atau ahli-ahli tassauf menyatakan bahawa Baginda beristeri ramai kerana menyelamatkan mereka (wanita-wanita) semua dari orang-orang kafir Quraisy di waktu itu dan bukanlah seperti yang digembar-gemburkan oleh sesetangah pihak (golongan kafir) yang menyatakan Nabi Muhammad s.a.w itu kaki perempuan.

Kalau benarlah Baginda itu kaki perempuan mengapa Baginda mengahwini Janda seperti Khatdijah Binti Khuwailid yang berumur 40 tahun waktu itu? Mengapa tidak mencari wanita yang muda,cantik,bergaya dan sebagainya? Cuba fahami dan dalami sirah Baginda dan jangan kita terpedaya & percaya daripada kafir laknat yang cuba memutar belitkan sirah-sirah Nabi & Rasul ini.

Mulianya Baginda kerana mahu menyelamatkan wanita-wanita atau ada yang terdiri daripada ibu-ibu tunggal demi Agama Islam. Adakah anda sanggup menyelamatkan sahabat anda yang sedang mengekori orang kafir laknat & celaka ini demi Islam? Kadang-kadang anda buat tak tahu dan berkata "lantaklah kau"!!!

Tetapi tidak Rasulullah s.a.w yang terlalu cintakan umatnya, agama Islam dan perintah Allah sanggup korbankan harta & nyawanya demi umat & agamanya.

Allahuakhbar....Allahuakhbar.....Allahuakhbar

Wallahuallam......



Selasa, Februari 17

Doa Permudahkan Membayar Hutang


Terjemahan Ayat : (Surah Ali Imran, Ayat 26 - 27)


Katakanlah (Wahai Muhammad): " Wahai Tuhan yang mempunyai Kuasa pemerintahan! Engkaulah yang memberi Kuasa pemerintahan kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencabut Kuasa pemerintahan dari sesiapa yang Engkau kehendaki, Engkaulah juga Yang memuliakan sesiapa Yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah Yang menghina sesiapa yang Engkau kehendaki. Dalam Kekuasaan Engkaulah sahaja adanya Segala Kebaikkan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu".
"Engkaulah (Wahai Tuhan) Yang memasukkan waktu malam ke Dalam waktu siang dan Engkaulah Yang memasukkan waktu siang ke Dalam waktu malam. Engkaulah juga Yang mengeluarkan sesuatu Yang hidup dan benda Yang mati, dan Engkaulah Yang mengeluarkan benda Yang mati dari sesuatu Yang hidup. Engkau jualah Yang memberi rezeki kepada sesiapa Yang Engkau kehendaki. Dengan tiada hitungan hisabnya".

Isnin, Februari 16

Menyambut Hari Valentine!!!



Tahukah anda di mana bermulanya Hari Valentine ini? Tahukah anda juga bahawa hukum menyambutnya adalah haram di sisi Ugama Islam? Perkara ini juga amat tidak disukai oleh Allah s.w.t. Jika tidak disukai oleh Allah sudah tentu ianya perkara yang bertentangan dengan Islam malah boleh memesongkan akidah Islamiah di dalam diri kita.

Ini juga adalah cara orang-orang kafir seperti Yahudi & Nasrani dalam memerangkap minda atau dengan lebih tepat lagi teknik penjelajahan paradigma.

Kini jika kita lihat pada 14February yang lepas ramai saudara Islam kita yang menyambut Hari Berkasih sayang (hari syaitan memerangkap kaum adam & hawa) ini. Malah lebih dari itu bukan setakat berkasih bersayang...tetapi membatasi norma-norma kemanusiaan tanpa mengira mahram serta halal & haram. Terlebih lagi golongan remaja yang jiwanya bergelora dengan cinta dunia!

Tahukah anda juga bahawa menyentuh sesama mahram adalah jauh lebih baik jika anda menyentuh khinzir!!! Seharam-haram binatang itu ada juga penyamaknya. Jika bersentuhan lelaki & wanita yang bukan mahram hasilnya adalah ke neraka jika tidak bertaubat dengan sebenar-benarnya!

Serba sedikit tentang sejarah hari yang membawa bala ini....iaitu ianya diasaskan oleh seorang paderi yang beragama Kristian (St.Valentine) yang pada masa pemerintahan kerajaan Rome (Claudius II). Si St. ini dibunuh bukan akibat cintanya pada seorang budak perempuan tetapi kerana melepaskan orang-orang tahanan Kristian oleh tentera Rome pada masa itu.

Semasa di dalam penjara bermulalah cinta St.Valentine kepada budak perempuan ini kerana banyak membantunya semasa dalam tahanan penjara. Malah ada 'rumors' yang menyatakan bahawa dia telah menulis sepucuk surat dengan sekuntum rose merah yang diberi sebelum dia dibunuh.

Demi memperingati Si St. ini pihak gereja Kristian telah menetapkan tarikh hari berkasih sayang yang kononnya St.Valentine ini dibunuh di bulan February. Juga yang dongengnya Si St. ini seorang yang mulia dan penyayang!!!

Apa yang nak hamba ketengahkan di sini mengapakah Hari Keputeraan Nabi Muhammad s.a.w atau hari penghijrahan Baginda tidak disambut meriah oleh anak-anak remaja kita malah golongan dewasa seperti ibu bapa juga memperlekehkannya! Orang Islam kita juga! Malah bila hari celaka ini pula yang disambut-sambut dengan kasih sayang dan penuh mesra. Tambahan dapat sambutan dan penajaan dari pihak media di dalam negara kita sendiri? Bukankah perkara ini harus dibendung? Di manakah pemimpin-pemimpin Islam kita? Adakah mereka juga turut bersama menyambutnya? Hanya Allah s.w.t yang Maha Mengetahui segalanya.

Alkisahnya dengan memberi hadiah & sebagainya tanda kasih sayang kita pada sesama manusia. Kemudian bercumbu..seterusnya seks bebas! Apa ini? Bukankah ini satu gejala yang dilaknat oleh Allah! Di mana cinta kita kepada Pencipta? Di mana cinta kita kepada kekasih Allah (Rasulullah s.a.w)?

Dalam satu syair Arab menyebutkan........:-

Cintakan Bunga....bunga itu layu

Cintakan manusia..manusia binasa & mati....

Cintakan dunia...musnah segalanya....

Oleh itu Cintalah Allah yang kekal Abadi...Cintanya tidak berbelah bahagi...malah sehingga ke syurga!

Dalam hadis & quran ada menyatakan bahawa bilamana Allah menciptakan dunia...Allah tidak pernah memandang/melihatnya. Malah siapa yang cintakan dunia....binasalah ia..dan siapa yang cintakan akhirat...bahagialah ia.....

Jika hal ini tidak dibendung rosaklah akidah umat Islam dunia. Kita kata benci pada syaitan! kita kata benci pada Yahudi & orang kafir! Tetapi mengapa kita masih lagi menurut gaya & cara hidup mereka ini? Mengapa? Pandai berkata tapi tidak beramal.......Akan datang di akhir zaman ini terdpat manusia alim/warak yang penipu..terdapat pemimpin beriman tapi tidak beramal...terdapat orang yang bijaksana tetapi bodoh!

Fikirkanlah wahai saudara Islamku bantulah hamba & umat Islam yang kian meruncing dalam membendung serta menyelamatkan saudara-saudara kita. Wahai pemimpin Islam bantulah dalam memperjuangkan Islam tidak kira dipelusuk manapun kita ini...dan demi Islam kita berjuang & demi Allah serta Rasulullah saw kita menegakkan yang hak & batil! Bukankah kita dibawah satu kalimah yang sama "la illah haillallah muhammadar rasulullah'!!!

Wallahuallam.....

Rabu, Februari 11

Polis Wanita Di Iran

Cuba kita lihat alangkah sopannya pegawai polis di negara jiran Islam kita iaitu Iran. Cuba bayangkan perbezaan di antara polis wanita di dalam negara kita? Sudah tentu jauh bukan? Di manakah implemestasi keIslaman di dalam negara kita? Dalam hal ini bukan sahaja undang-undang sesebuah negara yang memainkan peranan penting malah cara perlaksanaannya adalah tunggak utama. Ini jika kita lihat ada yang bertudung dan ada yang tidak. Di manakah penguatkuasaan dari segi elemen Islam itu sendiri? Tepuk dada tanyalah iman......jika ditanya selera kelak membawa kepada kekufuran.....

Wallahuallam



Bukan sekadar hebat...malah melambangkan keunggulan Wanita Islam kepada mata dunia. Inilah yang redhai oleh Allah s.w.t.

Isnin, Februari 9

Amanah Allah kepada Khalifahnya

(إِنَّا عَرَضْنَا الاٌّمَانَةَ عَلَى السَّمَـوَتِ وَالاٌّرْضِ وَالْجِبَالِ فَأبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإِنْسَـنُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوماً جَهُولاً )

[33.72] Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.


Sedangkan langit,bumi dan gunung-ganang tidak sanggup memikul amanah yang dipertanggungjawabkan dari Allah. Sedangkan Adam a.s selaku makhluk Allah yang istimewa yakni manusia sanggup menerima amanah dari Allah. Oleh itu apa yang dipertanggungjawabkan oleh Allah kepada kita janganlah kita mensia-siakankannya supaya kelak nanti tidak kita diazab oleh Allah dengan pedih di akhirat nanti. Amar makruf nahi mungkar adalah amanah yang sangat berat untuk dilaksanankan. Sekurang-kurangnya menengur dengan hati adalah selemah-lemah iman.

Wallahuallam......

Tiada Alasan Untuk Bersolat

Ditepian Jalanan!

Diperhetian landasan Keterapi!

Dipadang Pasir yang panas & terik!

Di Gurun yang Sejuk!

Di Dalam kedai sewaktu meniaga!


Dijalanan!

Sujud memBesarkan Allah!

Tidak kira mana waktu itu hamba Allah berada!


Lalu sujud bila masa & waktu menepatinya!

Tidak kira di atas Kapal dengan laut bergelora!


Dan Di dalam Kapal terbang yang sempit!


Ingatlah wahai sahabat seIslamku.......tidakkah anda tahu, lihat atau sebaliknya..atau anda tidak memperludikan ia......"Sembahyanglah kamu sebelum kamu disembahyangkan" . Hal ini mengingatkan kita kepada mati. Tidakkah aku atau anda sekalian takut akan azab & seksa Allah s.w.t.

Hilang berkat dalam hidup kita jika ditinggalkan solat yang lima waktu dengan hanya lima minit? Bukankah Allah telah mudahkan kita umat Muhammad s.a.w untuk bertemu & memujanya? Dari lima puluh waktu sehingga 5 waktu sahaja. Betapa cintanya Rasulullah s.a.w. kepada umatnya dan kasihnya Allah pada hamba-Nya?

Apa lagi yang kita mahu? Maka solatlah wahai sahabatku...bukan sahaja untuk diriku yang lemah dan hina ini tetapi untuk saudara seIslamku ini.

Marilah berpesan-pesan dengan kebaikkan dan jalan kebenaran!


Khamis, Februari 5

Surah al-Kahfi (Renungan)

Allah menceritakan kisah lelaki itu seperti firman-Nya dalam surah itu: "Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai Zulkarnain. Katakanlah: 'Aku akan bacakan kepadamu cerita mengenainya'. Sesungguhnya Kami memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka dia pun menempuh suatu jalan.

"Hingga apabila dia sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut berlumpur hitam dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: 'Hai Zulkarnain, kamu boleh menyeksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka'. Berkata Zulkarnain: 'Adapun orang yang aniaya maka kami kelak akan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya'." (ayat 83 hingga 87)

"Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila sampai ke tempat terbit matahari (Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu," (ayat 89 dan 90).

"Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia sampai antara dua gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: 'Hai Zulkarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu

orang yang membuat kerosakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara mereka?'.

Zulkarnain berkata: 'Apa yang dikuasakan Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi'.
"Hingga apabila besi itu sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: 'Tiuplah (api itu)'. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata: 'Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar ku tuangkan ke atas besi panas itu'.

"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata: 'Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar'," (ayat 92 hingga 98).

Demikianlah secebis kisah mengenai Zulkarnain. Dalam rentetan perjalanan hidupnya, lelaki itu bertanggungjawab membina tembok bagi menghalang bangsa Yakjuj dan Makjuj mendatangkan angkara kepada manusia. Tembok binaan Zulkarnain itu hanya akan runtuh apabila dunia terlalu hampir dengan kiamat..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Halwai Telinga